Planet gas raksasa yang sedikit lebih besar dari Neptunus dan setara enam kali besar Bumi mengorbit ke sepasang bintang. Dan menjadi orbit dua bintang lainnya.
Ia berada di lokasi berjarak sekitar 5.000 tahun cahaya dari Bumi. Diberi nama PH1, terinspirasi situs Planethunters.org yang menfasilitasi penemuannya.
Butuh waktu 138 hari bagi PH1 tersebut mengorbit dua bintang induknya yang memiliki massa sekitar 1,5 dan 0,41 kali dari Matahari. Sesama bintang itu mengitari satu sama lain sekali dalam 20 hari.
Para peneliti memperkirakan temperatur PH1 tersebut berkisar minimal 251 derajat Celcius dan maksimal 340 derajat C. Terlalu panas untuk dinyatakan sebagai zona layak huni.
Adalah dua astronom amatir, Kian Jek asal San Francisco dan Robert Gagliano dari Cottonwood, Arizona yang menemukannya di antara rimba data di situs Planethunters.org. Temuan tersebut lantas dikonfirmasi ilmuwan Amerika Serikat dan Inggris dengan observasi langsung di Keck Observatory.
"Empat bintang di atas sebuah planet menciptakan lingkungan yang rumit. Namun berada dalam orbit yang nampaknya stabil," kata Dr Chris Lintott, dari University of Oxford, kepada BBC.
"Ini sangat membingungkan. Tapi justu itu yang membuat penemuan ini menjadi sangat menyenangkan. Jauh dari apa yang kami perkirakan."
Planet yang mengorbit pada dua bintang disebut binary stars, sistem planet dengan bintang kembar yang tak biasa. Hanya segelintir eksoplanet yang ditemukan mengorbit pada dua bintang. Namun, selain PH1, tak pernah ditemukan ada planet yang menjadi orbit dari dua bintang lainnya.
Lantas pertanyaan yang muncul, bagaimana bisa berada dalam orbit yang stabil padahal ia dipengaruhi gravitasi dari empat bintang?
Apalagi, Dr Lintott mengatakan, ada enam planet lain yang juga berada dalam orbit mapan di antara bintang ganda. Dan mereka sangat dekat dengan bintang-bintang tersebut.
"Ini menjelaskan pada kita bahwa planet bisa terbentuk di bagian cakram protoplanet," kata dia. "Planet-planet itu saling berdekatan dan mampu bertahan dalam orbit yang stabil."
Didirikan pada tahun 2010, Planethunters.org bertujuan untuk melibatkan banyak orang dalam analisa data yang dikumpulkan teleskop Kepler milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Kepler diluncurkan pada Maret 2009 untuk mencari planet mirip bumi yang mengorbit bintang lain. Pengunjung di situs Planet Hunters memiliki akses ke data yang dipilih secara acak dari salah satu bintang yang dibidik Keppler. Sejak Desember 2010, lebih dari 170.000 orang telah berpartisipasi dalam proyek tersebut.
Sumber :
viva.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar