Selasa, 20 Desember 2011

salah satu contoh PTK BAhasa indonesia


PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF
MELALUI PENERAPAN KEGIATAN MENULIS JURNAL
DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PENILAIAN AUTEMATIK
PADA SISWA KELAS II SMP NEGERI 1 ANDOOLO
KABUPATEN KONAWE SELATAN









OLEH

SAMAL SONI, S.Pd
NIP. 131 853 440

GURU SMP NEGERI 1 ANDOOLO










PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE SELATAN
DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
ANDOOLO 2007












ABSTRAK
 

Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf melalui Penerapan Kegiatan
Menulis Jurnal dan Pemanfaatanya untuk Penilaian Autentik pada Siswa
Kelas II SMP Negeri 1 Andoolo Kabupaten Konawe Selatan

Oleh
Samal Soni, S.Pd

Kata Kunci : menulis paragraf, menulis jurnal, penilaian autentik

Salah satu persoalan yang ditemukan di sekolah adalah rendahnya keterampilan menulis siswa, khususnya keterampilan menulis paragraf. Hal tersebut terjadi karena strategi pembelajaran menulis yang digunakan belum memberi kesempatan lebih banyak pada siswa untuk mengemukakan gagasan secara tertulis dengan lebih bebas, ekspresif, dan spontan. Pembelajaran menulis yang dilakukan belum mendorong terbentuknya kebiasaan menulis pada siswa.
Di sisi lain, penilaian pembelajaran menulis yang diterapkan juga belum dapat memberi informasi yang sebenarnya tentang perkembangan keterampilan menulis siswa. Untuk mengatasi hal tersebut, diterapkan kegiatan menulis jurnal pada siswa dan memanfaatkan tulisan dalam jurnal itu untuk bahan penilaian autentik. Dalam penerapannya kegiatan menulis jurnal tersebut dilakukan dalam tiga tahapan. Kegiatan tahapan itu adalah (1) pemahaman konsep dan pemodelan kegiatan menulis jurnal, (2) pelaksanaan dan pembiasaan menulis jurnal, dan (3) penilaian autentik dengan memanfaatkan tulisan dalam jurnal siswa.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Rancangan penelitian tindakan kelas tersebut dilakukan dalam tiga siklus penelitian. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas II A SMPN 1 Andoolo.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan tersebut dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa, baik dari segi kuantitas maupun kualitas paragraf yang dihasilkan. Kegiatan menulis jurnal juga membuat kegiaan menulis menjadi lebih menarik dan bermakna bagi siswa.
Peningkatan tersebut tidak terlepas dari upaya guru memberi respon, mengembangkan dialog, memodelkan cara menulis paragraf yang benar, mencermati kesalahan yang kerap dilakukan siswa, membiasakan secara tetap, serta memberikan berbagai arahan untuk membangkitan kreativitas siswa dalam menulis paragraf. Bimbingan dan arahan guru itu tetap diberikan, meskipun menulis jurnal adalah kegiatan menulis yang bersifat informal.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian disarankan kepada guru bahasa Indonesia sebaiknya kegiatan pembiasaan menulis jurnal terus diterapkan dan dilakukan dengan disertai bimbingan yang intensif dan terarah. Dengan mencermati isi tulisan siswa, disarankan pula kepada guru mata pelajaran lain sebaiknya kegiatan menulis jurnal ini dapat diterapkan karena selain melatih keterampilan menulis paragraf, jurnal juga dapat mengkomunikasikan serta merefleksikan hasil belajar dan perkembangan pribadi siswa.  















KATA PENGANTAR

Puji ke hadirat Allah SWT atas segala karunia, rahmat, dan hidayah yang telah dilimpahkan sehingga karya tulis yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf melalui penerapan Kegiaan Menulis Jurnal dan Pemanfaatannya untuk Penilaian Autentik pada Siswa Kelas II SMP Negeri 1 Andoolo Kabupaten Konawe Selatan. Karya tulis ini disajikan sebagai salah satu persyaratan dalam Tes Pemilihan Guru Berprestasi Tahun 2007 Tingkat SMP di Kabupaten Konawe Selatan.
Karya tulis ini merupakan laporan hasil pelaksanaan penelitian  tindakan kelas yang dilakukan di SMP Negeri 1 Andoolo, sebagai salah satu upaya perbaikan mutu pendidikan. Dalam penyajiannya penulis menyadari karya tulis ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan berbagai saran dan kritik membangun untuk perbaikan selanjutnya.
Akhirnya, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis, mulai dari pelaksanaan tindakan di kelas hingga penyusunan karya tulis ini. semoga Allah SWT senantiasa memberikan Rahmat-Nya untuk semua usaha yang telah dan terus kita lakukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Amin

Andoolo,  Juni 2007
Penulis,

Samal Soni, S.Pd




DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL  i
ABSTRAK ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
BAB I         PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang 1
1.2    Fokus Penelitian 5
1.3    Rumusan Masalah 7
1.4    Tujuan Penelitian 8
1.5    Manfaat Penelitian 9

BAB II         KAJIAN TEORI
2.1    Kegiatan Menulis Jurnal sebagai Alternatif Tindakan 11
2.2    Pemanfaatan Kegiatan Menulis Jurnal sebagai Bahan
Penilaian Autentik 14

BAB III        METODE PENELITIAN
3.1    Pendekatan dan Rancangan Penelitian 17
3.2    Subjek Penelitian 18
3.3    Data dan Tehnik Pengumpulan Data 18
3.4    Analisis Data 19
BAB IV       PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL
4.1    Perencanaan Tindakan 20
4.2    Pelaksanaan Tindakan 24
4.2.1        Pemahaman Konsep dan Pemodelan Kegiatan
Menulis Jurnal25
4.2.2        Pelaksanaan dan Pembiasaan Menulis Jurnal 26
4.2.3        Penilaian Autentik dengan Memanfaatkan
Tulisan dalam Jurnal Siswa 31
4.3    Pembahasan Hasil Peningkatan Kemampuan Siswa dalam
Menulis Paragraf34

BAB V         PENUTUP
5.1    Simpulan 41
5.2    Saran 42
DAFTAR RUJUKAN 43

DAFTAR TABEL
 

Tabel                             
Tabel        1    Rencana Pembelajaran dalam Pelaksanaan Tindakan 21

Tabel        2    Perbandingan Rata-Rata Jumlah Gagasan dalam Tulisan Siswa
                      Tiap Siklus 35

Tabel        3    Perbandingan Nilai Rata-Rata dan Kualifikasi Kualitas Tulisan
                      Siswa Per Siklus 35

Tabel        4    Topik-Topik Tulisan Siswa Selama Pelaksanaan Tindakan 36

Tabel        5    Persentase Keaktifan Siswa Selama Pelaksanaan  37


BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia secara fungsional dan komunikatif adalah pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belaajar berbahasa, dalam kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Siswa bukan sekedar belajar tentang pengetahuan bahasa, melainkan belajar menggunakan bahasa untuk keperluan berkomunikasi. Untuk itu, pendekatan pembelajaran yang sesuai adalah pendekatan komunikatif.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan komunikatif itu diarahkan untuk membentuk kompetensi komunikatif, yakni kompetensi kemampuan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, baik pada aspek pemahaman, aspek penggunaan, maupun aspek apresiasi (Suparno 2001). Hal tersebut diatas berarti, melalui pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa memiliki kemampuan untuk menangkap makna dari sebuah pesan atau informasi yang disampaikan serta memiliki kemampuan untuk menalar dan mengemukakan kembali pesan atau informasi yang diterimanya itu. Siswa juga diharapkan memiliki kemampuan untuk mengekpresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik. Kompetensi komunikatif itu dapat dicapai melalui proses pemahiran yang dilatihkan dan dialami dalam kegiatan pembelajaran.
Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan pengungkapan pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan tersebut adalah keterampilan menulis paragraf. Keterampilan menulis paragraf sebagai keterampilan berbagasa yang bersifat produktif-aktif merupakan salah satu kompetensi dasar berbahasa yang harus dimiliki siswa agar terampil berkomunikasi secara tertulis. Siswa akan terampil mengorganisasikan gagasan dengan runtut, menggunakan kosakata yang tepat dan sesuai, memperhatikan ejaan dan tanda baca yang benar, serta menggunakan ragam kalimat yang variatif dalam menulis jika memiliki kompetensi menulis paragraf yang baik.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan di kelas, ditemukan bahwa menulis kerap kali menjadi suatu hal yang kurang diminati dan kurang mendapat respon yang baik dari siswa. Siswa tampak mengalami kesulitan ketika harus menulis. Siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika pembelajaran menulis dimulai. Mereka terkadang sulit sekali menemukan kalimat pertama untuk memulai paragraf. Siswa kerap menghadapi sindrom kertas kosong (blank page syndrome) tidak tahu apa yang akan ditulisnya. Mereka takut salah, takut berbeda dengan apa yang diinstruksikan gurunya.
Keterampilan menulis di kelas terkadang juga hany diajarkan pada saat pembelajaran menulis saha, pahadal pembelajan keterampilan menulis dapat dipadukan atau diintegrasikan dalam setiap proses pembelajaran di kelas. Pengintegrasian itu dapat bersifat internal dan eksternal. Pengintegrasian internal berati pembelajaran menulis diintegrasikan dalam pembelajaran keterampilan bebahasa yang lain. Menulis dapat pula diintegrasikan secara eksternal dengan mata pelajaran lain diluar mata pelajaran bahasa Indonesia.
Kecenderungan lain yang terjadi adalah pola pembelajaran menulis di kelas yang dikembangkan dengan sangat terstruktur dan mekanis, mulai dari menentukan topik, membuat kerangka, menentukan ide pokok paragraf, kalimat utama, kalimat penjelas, ketepatan penggunaan pungtuasi dan sebagainya. Pola tersebut selalu berulang tiap kali pembelajaran menulis. Pola tersebut tidak salah, tetapi pola itu menjadi kurang bermakna jika diterapkan tanpa variasi strategi dan teknil lain. Akibatnya, waktu pembelajaran pun lebih tersita untuk kegiatan tersebut, sementara kegiatan menulis yang sebenarnya tidak terlaksana atau sekedar menjadi tugas di rumah. Kegiatan menulis seperti ini bagi siswa menjadi suatu kegiatan yang prosedural dan menjadi tidak menarik. Penekanan pada hal yang bersifat mekanis adakalanya membuat kreatifitas menulis tidak berkembang karena hal itu tidak mengizinkan gagasan tercurah secara alami. Bahkan, Tompokins (1994:105) menegaskan bahwa terlalu menuntut kesempurnaan hasil tulisan dari siswa justru dapat menghentikan kemauan siswa untuk menulis.
Pembelajaran menulis juga sering membingungkan siswa karena pemilahan-pemilihan yang kaku dalam mengajarkan jenis-jenis tulisan atau jenis-jenis paragraf, seperti narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Pengategorian yang kaku itu membuat siswa menulis terlalu berhati-hati karena takut salah, tidak sesuai dengan jenis karangan yang dituntut. Padahal, ketakutan untuk berbuat salah tersebut dapat mematikan kreativitas siswa untuk menulis. Selain itu, Halliday (dalam Tompkins & Hoskisson, 1991:187) menyatakan bahwa pengategorian jenis-jenis karangan tersebut terlihat artifasial ketika kita meminta siswa menggunakannya untuk berbagai tujuan yang berbeda, sebab siswa terkadang mengombinasikan dua atau lebih kategori untuk mengemukakan sebuah gagasan dalam tulisannya.
Menulis merupakan suatu keterampilan dan keterampilan itu hanya akan berkembang jika dilatihkan secara terus menerus atau lebih sering. Memberikan kesempatan lebih banyak bagi siswa untuk berlatih menulis dalam berbagai tujuan merupakan sebuah cara yang dapat diterapkan agar keterampilan menulis meningkat dan berkembang secara cepat.
Permasalahan lain yang terkait dengan pembelajaran keterampilan menulis di sekolah adalah sistem penilaian dan pencapaian target kurikulum pembelajaran yang hanya diukur berdasarkan hasil tes-tes tertulis di akhir caturwulan, semester, atau tahun pelajaran. Padahal, tidak semua keterampulan berbahasa dapat dievaluasi dengan menggunakan paper and pencil tests (Saukah, 1999). Untuk mengetahui kemampuan dan perkembangan keterampilan berbahasa, termasuk menulis tidak tidak cukup hanya dilihat melalui jawaban soal-soal yang diberikan satu atau dua kali ditengah dan diakhir semester (subsumatif dan sumatif). Tes-tes tertulis hanya salah satu bagian saja dari proses penilaian.
Menyikap hal tersebut perlu diterapkan suatu model penilaian keterampilan menulis yang autentik dari komprehensif dengan berbagai teknik dan prosedur. Model penilaian tersebut melihat perkembangan dan keberhasilan keterampilan berbahasa siswa secara berkelanjutan (Pulh, 1997:6). Penilaian tersebut juga harus dilakukan secara autentik, yaitu didasarkan proses perkembangan dan data-data autentik yang menggambarkan keterampilan berbahasa yang dikuasainya (Nurhadi, 2003:19). Dalam konteks yang lebih komunikatif, penilaian pun tidak hanya dilakukan oleh guru, siswa dapat belajar saling menilai dengan temannya, bahkan belajar menilai dirinya sendiri.

1.2      Fokus Penelitian
Permasalahan pokok yang menjadi fokus penelitian ini adalah rendahnya keterampilan menulis paragraf siswa Kelas II SMP Negeri 1 Andoolo. dari studi awal yang dilakukan di sekolah itu, ditemukan beberapa indikator yang menunjukkan rendahnya keterampilan menulis siswa di sekolah tersebut. Indikator yang dapat dilihat dari hasil tulisan siswa adalah (1) gagasan utama yang disajikan tidak jelas dan banyak paragraf yang memiliki lebih dari satu gagasan utama, (2) gagasan pengembang yang disajikan tidak padu dan tidak mendukung gagasan utama, (3) banyak paragraf yang hanya terdiri dari atau kalimat, (4) kalimat-kalimat yang digunakan banyak yang memiliki struktur yang tidak tepat, (5) pilihan kata yang digunakan masih terbatas dan kurang tepat, utamanya pada penggunaan konjungsi, dan (6) tanda baca dan ejaan yang digunakan masih banyak kesalahan. Berdasarkan indikator-indikator tersebut hasil tulisan diposisikan pada kualifikasi kurang sampai dengan cukup.
Indikator-indikator rendahnya keterampilan menulis paragraf siswa tersebut didukung pula dengan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran menulis. Hasil pengamatan itu menunjukkan tiga hal yang berhubungan dengan rendahnya keterampilan menulis siswa. Pertama, siswa memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan sebuah paragraf yang baik. Kedua, siswa mengalami kebingungan untuk menentukan topik, gagasan utama, atau kalimat pertama yang akan ditulis. Ketiga, siswa kurang antusias dan tidak menunjukkan respon yang baik ketika mendapat tugas menulis.
Dari hasil analisis dan diskusi disimpulkan dua faktor utama sebagai penyebab rendahnya keterampilan menulis tersebut. Pertama, faktor yang berhubungan dengan strategi pembelajaran keterampilan menulis. Kedua, faktor yang berkaitan dengan proses penilaian pembelajaran keterampilan menulis.
Ada lima indikator faktor penyebab yang berhubngan dengan strategi pembelajaran menulis. Pertama, pembelajaran menulis yang dikembangkan masih dilakukan dengan cara mengutamakan aspek teoritis, mekanis, dan kurang variatif sehingga kurang menarik minat belajar siswa. Kedua siswa belum dibiasakan dan latih untuk menulis secara berkesinambungan. Ketiga, tugas-tugas menulis paragraf atau membuat karangan yang harus dikerjakan siswa sangat formal, dibatasi jenisnya secara berksinambungan. Ketiga, tugas-tugas menulis paragraf atau membuat karangan yang harus dikerjakan siswa sangat formal, dibatasi jenisnya secara kaku, dan menuntut kesempurnaan hasil sehingga kreativitas siswa untuk mengekspresikan diri melalui tulisan kurang dapat berkembang. Keempat, bimbingan dan penguatan yang diberikan guru terhadap kegiatan menulis yang dilakukan siswa belum optimal. Kelima, pembelajaran menulis yang dilaksanakan cenderung ekslusif, tidak terpadu dengan pembelajaran aspek keterampilan berbahasa lain.
Indikator faktor penyebab yang berkaitan dengan proses penilaian pembelajaran keterampilan menulis ada empat hal. Pertama, penilaian keterampilan menulis hanya dilakukan melalui soal-soal tes sehingpa kurang memperhatikan aspek komunikatif dalam pembeiajarean bahasa. Kedua, penilaian tidak merekam perkembanil-an kemampi:an menulis yang sebenarnva karena tidak dilakukan secara berkelanjutan. Ketiga, peniiaian hanya dilakukan sepihak oleh guru secara tertutup. Keempat, hasil penilaian tidak merefleksi kebutuhan belajar siswa.

1.3      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah, maka masalah dalam penelitian ini secara umum adalah "bagaimaanakah upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas II SMP Negeri  1 Andoolo melalui penerapan kegiatan menulis jurnal dan pemanfaatannya untuk penilaian autentik?". Rumusan masalah umum itu dirinci meniadi tiga masalah khusus. Ketiga masalah khusus tersebut adalah sebagai berikut :
1).    Bagaimanakah upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas II SMP Negeri 1 Andoolo melalui tindakan pemahaman konsep dan pemodelan kegiatan menulis jurnal ?.
2).    Bagaimanakah upava meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas II SMP Negeri 1 Andoolo melalui tindakan pelaksanaan dan pembiasaan kegiatan menulis jurnal dalam pembelajaran ?
3).    Bagaimanakah upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas II SMP Negeri 1 Andoolo melalui tindakan penilaian autentik dengan memanfaatkan tuiisan-tulisan dalam jurn,al siswa.

1.4      Tu.juan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah mcndapatkan kajian tentang upaya meningkatkan keterampilan memalis paragraf siswa kelas II SMP Negeri 1 Andoolo Malang melalui kegiatan menulis jurnal dan pemanfaatannva untuk penilaian autentik. Tujuan penelitian umum itu diuraikan secara khusus sebagai berikut :
1).    Mendapatkan kajian tentang upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas II SMP Negeri 1 Andoolo melalui tindakan pemahaman konsep dan pemodelan?
2).    Mendapatkan kajian tentang upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas II SMP Negeri 1 Andoolo melalui tindakan pelaksanaan dan pembiasaan menulis jurnal dalam pembelajaran ?
3).    Mendapatkan kajian tentang upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas II SMP Negeri 1 Andoolo melalui tindakan penilaian autentik dengan memanfaatkan tulisan-tulisan dalam jurnal siswa?


1.5      Manfaat Penelitian
Kegiatan dan laporan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat; baik yang bersifat teoritis maupun praktis. Manfaat teoritisnya yaitu memberi sumbangan informasi dan masukan bagi pengembangan teori pembelajaran keterampilan menulis dan pengembangan teori penilaian autentik dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini juga memiliki manfaat praktis bagi guru, siswa, dan sekolah dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran keterampilan menulis.
Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dan pertimbangan empiris dalam memilih strategi alternatif dan menerapkan penilaian autentik dalam pembelajaran menulis sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis siswa. Selain itu; hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong guru untuk meneliti lebih lanjut tentang berbagai strategi pembelajaran dan proses penilaian keterampilan menulis, dalam kaitannya dengan pengembangan profesi.
Bagi siswa, kegiatan atau tindakan dilakukan dalam penelitian ini juga bermanfaat yaitu memberikan variasi kegiatan pembelajaran vang lebih menarik dan bermakna. Siswa dapat berlatih mengekspresikan diri, mengemukakan gagasan, atau perasaannya secara tertulis dengan lebih bebas dan lebih sering. Dengan berlatih menulis jurnal secara lebih sering dan lebih bebas, diharapkan keterampilan menulis siswa khususnya keterampilan menulis paragraf dapat menjadi lebih baik.
Bagi sekolah atau lembaga pendidikan, hasil penelitian ini bermanfaat sebagaa bahan pertimbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran dan kualitas sekolah. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan referensi dan bahan pertimbangan bagi pengemhangan kurikulum, perangkat pembelajaran; dan proses penilaian pembelajaran yang lebih baik.

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1       Kegiatan Menulis Jurnal sebagai Alternatif Tindakan
Salah satu cara alternatif yang dapat diterapkan untuk membiasakan dan melatihkan keterampilan menulis pada siswa, khususnva menuiis paragraf adalah dengan menuiis jurnal atau dalam istilah yang lebih umum dikenal dengan menulis buku harian. Pembiasaan dan rutinitas menulis tersebut akan menjadi suatu kebiasaan perilaku yang positif. Dengan menulis jurnal. siswa dapat berlatih menulis lebih sering dan lebih bebas di luar jam pembelajaran menulis secara khusus. Siswa akan terbiasa mengungkapkan gagasan atau perasaannya secara tertulis dalam bentuk paragraf-paragraf yang baik. Jurnal dapat menjadi sarana yang membantu siswa untuk belajar menulis dengan lebih menyenangkan dan berhasil (Eanes, 1997:457).
Kegiatan menulis jurnal itu tidak hanya dilakukan ketika pmbelajaran menulis, pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan lain kegiatan tersebut juga dapat disisipkan. Guru dapat menyediakan waktu setiap bari atau beberapa hari dalam seminggu sekitar sepuluh sampai dengan lima bela menit bagi siswa untuk menuiis jurnal pribadinva (Capacchione, 1989:15; Tompkins & Hoskisson, 1991:189). Dalam konteks sistem pembelajaran sekolah di Indonesia sekilas terkesan penyedian waktu ini mengurangi alokasi waktu pembelajaran pokok, tetapi bila disadari lebih jauh pengurangan alokasi waktu pembelajaran ini, yang dimanfaatkan untuk menulis jurnal, dapat memberi manfaat yang besar bagi siswa.
Rutinitas menulis jurnal yang dilakukan siswa memberi manfaat positif bagi perkembangan kemampuan menulis. Selain itu, dapat pula meningkatkan penguasaan aspek pembahasaan yang lain secara tidak langsung. Secara berkesinambungan siswa akan teriatih mengemukakan gagasan dan perasaannva dengan pilihan kata, kalimat; struktur penyajian, dan pola pengernbangan yang baik. Sebab, untuk terampil menulis, anak-anak harus sering dan bebas menulis (serta membaca) supaya mereka terampil dalam menggunakan struktur yang kompleks dan benat secara tata bahasa ( Leonhardt, 200l : 22).
Kegiatan menulis jurnal mengajak siswa untuk lebih bebas dan kreatif mengekspresikan diri lewat bahasa tulis. Dalam kegiatan menulis jurnal, kemampuan komukasi secara tertulis dikembangkan, siswa mengkomunikasikan hal-hal yang mereka amati, berbagai informasi, dan berbagai ide (Saukah, 2000). Dalam jurnal siswa dapat menuliskan berbagai hal, tanpa tekanaii dan ketakutan membuai kesalahan. Jika anak terbiasa menulis secara mandiri, maka mereka akan belajar cara menulis dengan fokus vang tajam dan jelas (Leonhard. 2GG 1:21).
Tulisan dalam jurnal merupakan produk yang alamiah dan bersifat spontan. Siswa dapat menuliskan pengalaman keseharian vang dialami atau dirasakannya, tanggapannya tentang kegiatan pembelajaran, tanggapannya tentang suatu bacaan yang dibacanya, tanggapan terhadap lingkungan di sekitarnva atau hal-hal lain yang menurutnva menarik untuk di tulis. Melalui kegiatan menulis jurnal siswa berlatih dan membiasakan diri mengemukakan gagasan, mengekspresikan diri, atau menanggapai hal-hal yang menarik perhatiannya dalam bentul: paragraf-paragraf. Kegiatan menulis jurnal ini memberikan kesempatan siswa untuk menulis dengan lebih bebas. untuk keperluan tugas-tugas menulis seeara formal, tulisan dalam jurnal dapat menjadi pilihan sumber ide awal untuk dikembangkan.
Konsep jurnai dalam penelitian ini adalah tulisan-tulisan yang ditulis siswa daiam buku catatan khusus yang sifatnva informal, spontan, rutin, dan personal. Hal­ha1 yang ditulis adalah tentang pengalaman pribadi, curahan perasaan atau gagasan, tanggapan tentang),  bacaan, tanggapan tentang proses pembelajaran. atau hal-hal lain yang menarik minat dan perhatian siswa. Topik-topik yang ditulis dalam jurnal itu dapat dipilih secara bebas atau ditentukan sesuai konteks pembelajaran. Selanjutnya, tulisan siswa tersebut diberi respon oleh guru sebagai upaya meningkatkan motivasi siswa untuk menulis.
Sebagai tulisan informal maka aspek yang ditekankan dalam menulis jurnal adalah kelancaran/kefasihan (fluencv) dalam mengemukakan suatu gagasan secara tertulis. Kejelasan isi tulisan lebih ditekankan dari pada aspek-aspek mekanik, seperti ketepatan ejaan atau penggunaan pungtuasi. Namun. bukan berarti aspek mekanik diabaikan oleh guru dalam pembelajaran. justru sebaiknya, tulisan-tulisan jurnal siswa dapat menjadi bahan acuan dan refleksi bagi guru untuk mengetahui tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap aspek-aspek tersebut.
Meskipun tulisan dalam jurnal siswa bersifat bebas, tulisan-tulisan tersebut tetap dapat dipantau dan mendapat respon dari guru. Respon yang diberikan bukan sekedar mengoreksi kesalahan-kesalahan mekanis penulisan, tetapi berupa respon yang lebih bersifat positif. Respon positif itu berupa komentar atau tanggapan yang berhubungan dengsan isi tulisan sehingga dapat menjadi penguatan atau motivasi bagi siswa untuk terus menulis. Tulisan-tulisan respon itu juga tidak lebih panjang dari tulisan siswa dan ditulis dengan kalimat vang baik dan benar, sehingga tulisan tersebuut dapat menjadi model bagi siswa. Kegiatan pemberian respon secara tertulis itu memungkinkan terjalinnya interaksi dinamis antara guru dan siswa lewat bahasa tulis, dalam konteks pendekatan komunikatifpembelajaran bahasa.
Dalam pelaksanaannva kegiatan menulis jurnal dapat dilakukan melalui tiga tahapan. Ketiga tahapan itu adalah (1) tahap pendahuluan. (2) tahap pelaksanaan, dan (3) tahap penilaian. Pada tahap pendahuluan, kegiatannya pokoknya terdiri dari pemahaman konsepdan pemodelan kegiatan yang akan dilakukan. Pada tahap peiaksanaan. kegiatan pokoknya adalah pengintegrasian menulis jurnal dalam pembelajaran, pembiasaan menulis jurnal secara berlanjut, pemberian penguatan dan respon guru, serta pemberian bimbingan. untuk mengembangkan kreativitas iswa dalam menulis. Pada tahap penilaian, kegiatan penilaian yang dilakukan dalam bentuk penilaian proses dan penilaian hasil.

2.2    Pemanfaatan Kegiatan Menulis Jurnal sebagai Bahan Penilaian Autentik
Aspek lain yang tidak dapat diabaikan dalam upaya peningkatan keterampilan menulis paragraf adalah cara penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran. Penilaian yang sesuai untuk menilai perkembangan keterampilan menulis paragraf siswa adalah penilaian autentik. Penilaian autentik sesuai untuk diterapkan karena penilaian tersebut bersifat menyeluruh, berkesinambungan, dan berdasarkan pada data autentik berupa tulisan siswa yang sebenarnya. Penilaian itu tidak hanya mengacu pada produk akhir, tetapi juga mengacu pada kinerja dan proses perkembangan beiajar siswa secara berkelanjutan.
Tulisan siswa dalam jurnal dapat digunakan sebagai salah satu bahan untuk penerapan penilaian autentik. Penilaian autentik yang memanfaatkan tulisan siswa dalam jurnalnya memberikan gambaran yang sebenarnya (autentik) tentang performansi keterampilan menulis paragraf siswa. Penilaian ketcrampilan menulis tersebul bersifat kompleks dan berkelanjutan.
Realisasi penerapan penilaian autentik dengan memanfaatkan jurnal berguna untuk memberi informasi tentang perkembangan kosakata, struktur kalimat, kelancaran dan kepaduan penataan gagasan dalam paragraf; serta penggunaan aspek­aspek mekanik yang diperoleh siswa setahap demi setahap. Jurnal rnenjadi sebuah portofolio yang memberikan data tentang perkembangan keterampifan menulis siswa secara menyeluruh. Selain itu. berbagai kekurangan dan kesalahan yang terdapat tulisan siswa melalui penilaian autentik dapat dibenahi dan dapat menjadi pertimbangan perencananaan pembelajaran selanjutnva sehingga konsep penilaian yang, sesungguhnya terlaksana.
Salah satu model atau perangkat penilaian autentik dalam pembelajaran keterampilan menulis yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan tulisan dalam jurnal siswa. Jurnal dapat menjadi sebuah afternatif bahan penilaian yang efektif untuk mengetahui dan melihat perkembangan keterampilan menulis siswa. Jurnal siswa dapat menjadi bagian dari portofoiio yang merekam perkembangan menulis dari waktu ke waktu. Selain itu, pemanfaatan jurnal dalam penilaian menjadikan penilaian tidak hanya dilakukan guru, tetapi siswa juga dapat dilatih untuk melakukan penilaian diri-sendiri (self-assesment) terhadap tulisan-tulisan yang telah dibuatnya. Siswa juga dapat memilih sebuah tulisan andalan dalam jurnal yang ditulisnya untuk dinilai atau ditanggapi oleh temannva (peer-assesment). Bahkan bila siswa tidak keberatan, orangtuanya pun dapat membaca dan memberikan penilaian terhadap tulisan-tulisan dalam jurnal itu.
Melalui kegiatan ini siswa dapat berpikir kritis, mengamati, menemukan kesaiahannya sendiri kemudian berupava membuat tulisan yang lebih baik. Bila kegiatan ini dapat dilakukan secara efektif dan optimal, maka diharapkan keterampilan menulis siswa, khususnya keterampilan menulis paragraf dapat meningkat. Proses penilaian dan pembelajaran menulis pun menjadi lebih bermakna hagi siswa.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1    Pendekatan dan Raneangan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif Penggunaan pendekatan kualitatif ini didasari pemikiran bahwa penelitian ini berupaya untuk mengungkapkan berbagai gejala yang memberikan makna dan informasi scsuai konteks dan tujuan penelitian melalui pengumpulan data. Pengumpulan data tersebut dilakukan pada latar alamiah dengan peneliti sebagai instrumen utama dalam pengumpulan data.
Sejalan dengan pemfokusan dan latar alaminya yang berwujud aktivitas di dalam kelas, rancangan penelitian tindakan yang diterapkan adalah penelitian tindakan kelas classroom action reserch).
Berdasarkan pendekatan dan rancangan PTK yang akan diterapkan, prosedur dan langkah-langkah penelitian ini mengikuti prinsip-prinsip dasar penelitian tindakan. Oleh karena itu, model rancangan penelitian tindakan kelas yang akan digunakan adalah model spirail-bersiklus sebagaimana dikemukakan Lewin dan dikembangkan oleh kemmis dan Elliot (Elliot, 1991:71). Secara umum model siklus ini meliputi (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, (4) analisis dan refleksi.




3.2    Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II A SMPN 1 Moramo. Seluruh siswa akan dikenai tindakan karena penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengikuti alur pembelajaran sebenarnva. Pertimbangan pemilihan kelas II sebagai sumber data penelitian karena kelas II A merupakan kelas peneliti dalam melaksanakan tugas sehari-hari dan di kelas ini terdapat masalah tersebut. Selain itu, kelas II SMP merupakan kelas tengah, dengan siswa yang telah dapat herpikir secara logis dan abstrak serta telah mempunvai dasar pengetahuan awal tentang keterampilan menulis yang dipelajari di kelas I. Pengetahuan awal tersebut, misalnya bentuk paragraf, pola-pola kalimat, dan penggunaan ejaan atau pungtuasi.

3.3    Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang ingin diperoleh adalah data tentang proses kegiatan dan data tentang hasil kegiatan menulis jurnal. Data-data itu meliputi (1 ) data awal tentang kemampuan kcterampilan menulis paragraf siswa (2) data pokok tentang upaya peningkatan keterampilan menulis paragraf melalui tindakan pemahaman konsep dan pemodelan kegiatan menulis jurnal. (3) data pokok tentang upaya peningkatan keterampilan menulis paragraf melalui tindakan pelaksanaan dan pembiasaan kegiatan menulis jurna1, (4) data pokok tentang upaya peningkatan keterampilan menulis paragraf melalui tindakan penilaian autentik dengan memanfaatkan tutisan­tulisan dalam jurnal siswa, serta (S) data pendukung tentang perkembangan keterampilan menulis siswa setelah tindakan. Untuk memperoleh data penelitian, teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah wawancara, pengamatan, pendokumentasian. dan pemberian tes menulis. Sesuai dengan (karakteristik penelitian kualitatif, dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai instrumen utama pengumpulan data. Data-data tersebut berupa transkrip wawancara dan rekaman kegiatan belajar, catatan lapangan dokumentasi hasil tulisan siswa dan hasil tes Menulis.

3.4    Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan dasar analisis data model alir yang terdiri atas tiga tahapan yaitu (1)  mereduksi data, (2) menyajikan data, dan (3) menarik kesimpulan dan memverifikasi. Analisis data tersebut dilakukan selama dan sesudah penelitian, mulai dari tahap perencanaan kegiatan, pelaksanaan. Hingga refleksi kegnatan.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1    Perencanaan Tindakan
Sesuai perencanaan yang telah dibuat tindakan pembelajaran dikembangkan dalam tiga siklus tindakan. Perencanaan yang dibuat, disesuaikan dengan satuan program semester yang telah disusun oleh guru mata pelajaran, sehingga pelaksaaaan penelitian ini tetap berjalan sesuai alur progam pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia sebagaimana mestinya. kegiatan menulis jurnal dalam penelitian ini menjadi kegiatan suplemen vang terintegrasi dalam pembeiajaran pokok.
Pelaksanaan setiap siklus terdiri atas tiga tindakan pokok. Adapun ketiga tindakan pokok tersebut adalah (1 ) pemahaman dan pemodelan. (2) Pelaksanaan dan pembiasaan kegiatan menulis jurnal, dan (3} pelaksanaan penilaian autentik melalui jurnal. Dalam tiap siklus, tindakan pertama dilaksanakan dengan alokasi waktu dua kali pertemuan jam pelajaran. Tindakan kedua dilakukan terinteigrasi dalam tiap jam pelajaran bahasa Indonesia selama empat kali pertemuan, guru menyediakan waktu sepuluh sampai dengan lima belas menit di menit awal atau di akhir pelajaran untuk menulis. Materi tulisan jurnal disesuaikan dengan konteks materi pembelajaran saat itu. Tindakan ketiga selain dilakukan secara bersinambungan oleh yang, dilakukan pula oleh siswa sekitar dua puluh menit pada waktu yang ditentukan. Setiap siklus siswa menulis jurnal sebanvak lima kali. Tindakan-tindakan pokok tersebut langkah­langkahnya tergambar dalam tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Rencana Pembelajaran dalam Pelaksanaan Tindakan

Tindakan Pokok
Pokok Pembelajaran
Langkah-Langkah Pembelajaran

1.        Pemahaman konsep dan pemodelan menulis jurnal


Membangkitkan skemata siswa

Mendiskusikan dan menjelaskan tentang menulis paragraf yang baik serta menyajikan model atau contohnya.

Memberikan latihan dan contoh pola-pola pengembangan paragraf.


1.    Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran.

2.    Membangkitkan skemata siswa tentang teknik pengembangan paragraf yang baik dilakukan dengan cara mengembangkan tanya-jawab, guru memodelkan menulis, atau siswa memodelkan menulis paragraf.

3.    Guru dan siswa mendiskusikan paragraf yang telah dibuat, diskusi diarahkan pada keruntunan dan kelogisan gagasan dan ketepatan penulisan.

4.    Guru menyajikan contoh-contoh paragraf dengan pole pengembangan yang lain. Siswa mengamati contoh-contoh-contoh itu lalu diminta membuat sebuah paragraf berdasarkan salah satu model yang dipilih.
Untuk menghubungkannya dengan kegiatan menulis jurnal, maka siswa diminta menulis dengan topik yang berhubungan dengan pengalaman, perasaan atau gagasan pribadinya. Untuk membantu siswa menemukan ide atau topik untuk ditulis, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan misalnya :

·         Pengalaman apakah yang kurang menyenangkan yang kamu alami dalam minggu ini?
·         Siapakah orang yang kamu sayangi dalam hidupmu selain ibu?
·         Apa yang kamu akan lakukan seandainya kamu punya banyak uang ?
·         Siapakah kamu?


1
2
3

Menghubungkan pemahaman tentang menulis paragraf yang baik dengan kegiatan menulis jurnal






Mendiskusikan dan menjelaskan tentang kegiatan menulis jurnal


Memberikan contoh bentuk-bentuk jurnal dan memodelkan cara penulisannya dengan tehnik pengembangan paragraf yang baik.



Membelajarkan dan membimbing siswa menulis jurnal pada tahap awal dengan mengamati model yang ada.
5.        Guru menghubungkannya konsep menulis paragraf dengan pengalaman siswa menulis buku harian/jurnal, melalui pertanyaan :
·         Apakah kamu sering menulis hal-hal yang bersifat pribadi?
·         Di mana kamu dapat merasa aman untuk menulis atau menyimpan tulisan itu ?

6.        Siswa menjawab pertanyaan guru tentang hal diatas, guru mengarahkan pada diskusi tentang konsep jurnal/buku harian.

7.        Siswa curah pendapat tentang manfaat menulis jurnal / buku harian.


8.        Guru dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan dan memberi penguatan tentang konsep jurnal berdasarkan hasil curah pendapat.

9.        Guru memampang beberapa contoh penulisan jurnal (yang telah diperbesar) di papan tulis dan guru memberi penjelasan tentang contoh jurnal tersebut.
Selain itu guru memodelkan kegiatan menulis jurnal di muka kelas dengan menulis sebuah paragraf yang baik.

10.     Siswa memperhatikan contoh-contoh jurnal tersebut.

11.     Siswa memilih salah satu contoh dan mulai menulis jurnal berdasarkan contoh tersebut tahap-tahap aal dapat dimulai dengan cara meniru bentuk atau mengganti (mensubtitusi) bagian tertentu dari contoh jurnal yang ada. Tahap berikutnya siswa menulis berdasarkan kreatifitasnya.

12.     Guru memberikan bantuan berupa kalimat-kalimat pertanyaan atau pernyataan yang dapat dikembangkan oleh siswa menjadi sebuah topik jurnal.

13.     Siswa melanjutkan menulis jurnal yang lain di sebuah buku khusus, guru akan memberi respon pada pertemuan berikutnya.

2.        Pelaksanaan dan pembiasaan menulis jurnal.


Mengintegrasikan kegiatan menulis jurnal dalam pembelajaran dan membiasakan siswa untuk menulis jurnal secara rutin.
1.    Siswa menulis jurnal secara bebas dan spontan beberapa menit (10-15 menit) jika kegiatan menulis di awal pertemuan pembelajaran. Misalnya, menulis kejadian yang dialaminya diperjalanan, menuju sekolah, tanggapannya tentang suasana keluarga di rumah, keinginan-keinginannya, dsb

2.    Siswa menuliskan jurnal berisi tanggapannya tentang hal-hal yang dialami atau diperoleh berkaitan dengan pembelajaran. Jika menulis dilakukan beberapa menit sebelum jam pelajaran/pertemuan berakhir. Misalnya, tanggapannya tentang cara guru menjelaskan, simpulan materi yang diperoleh, respon terhadap bacaan, hal-hal yang telah dimengerti atau belum dimengerti, dsb.

3.    Siswa saling berdiskusi jika menemukan kesulitan tentang topik yang akan ditulis.

4.    Guru memberikan tanggapan atau respon atas tulisan-tulisan dalam jurnal siswa-siswa terus menulis.
Respon yang diberikan lebih mengacu pada isi topik yang ditulis bukan mengoreksi aspek teknik dan mekanik.

5.    Guru memberikan bimbingan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membangkitkan ide kreatif siswa saat siswa menemui hambatan atau macet, guru juga mengingatkan untuk menulis dengan pengembangan paragraf yang baik.
Misalnya :
·         Adakah pengalaman, peristiwa, atau kejadian yang berkesan di hatimu beberapa terakhir ini ?
·         Mengapa membuatmu terkesan ?
·         Ceritakan hal yang menarik yang dari kejadian itu !
·         Dimana peristiwa itu kamu alami ?
·         Apakah ada orang lain yang turut bersamamu.


3.        Penilaian autentik dengan memanfaatkan kegiatan menulis jurnal.
Menerapkan penilaian autentik dengan memanfaatkan tulisan siswa dalam jurnal.

Melaksanakan penilaian diri-sendiri oleh siswa untuk menemukan sendiri kesalahan-kesalahan tulisan dan memperbaikinya.

Melaksanakan penilaian sejawat (peer-assessment) oleh siswa.


Melaksanakan penilaian guru dengan memanfaatkan kegiatan dan hasil tulisan dalam jurnal.
1.    Siswa memilih salah satu tulisannya dalam jurnal lalu siswa menilai/mengoreksi tulisan itu sendiri menggunakan panduan yang disediakan.

2.    Siswa memilih tulisan jurna yang dapat dibaca oleh orang lain untuk dinilai oleh temannya. Siswa saling menilai hasil tulisan temannya lalu mengemukakan tanggapan dan hasil penilaiannya itu.

3.    Siswa mencermati dan menjadikan hasil penilaian diri sendiri maupun orang lain untuk perbaikan penulisan jurnal selanjutnya.

4.    Guru memantau dan mengamati aktifitas siswa selama proses kegiatan, serta mendokumentasikan keaktifan siswa mengikuti kegiatan.

5.    Guru mencatat / merekan (bukan mengoreksi) perkembangan pilihan topik, pengungkapan gagasan, pilihan kata, kepaduan dan kesatuan antar kalimat, serta teknik penulisan. Catatan ini sebagai dokumen guru dan sebagai portofolio untuk mengetahui perkembangan kemampuan menulis siswa berdasarkan jurnal. Catatan itu dimanfaatkan juga sebagai bahan refleksi untuk mengetahui kebutuhan siswa dan perencanaan pembelajaran selanjutnya.




4.2    Pelaksanaan Tindakan
Penelitian dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pengamatan, analisis temuan, dan refleksi tindakan. Dalam tiap siklusnya dilakukan tiga pokok pembelajaran. Ketiga pokok pembelajaran itu adalah (1) kegiatan pemahaman konsep dan pemodelan kegiatan menulis jurnal, (2) pelaksanaan dan pembiasan menulis jurnal, dan (3) penilaian autentik dengan memanfaatkan tulisan dalam jurnal siswa.

4.2.1        Pemahaman Konsep dan Pemodelan Kegiatan Menulis
Dalam kegiatan peanahaman konsep dan permodelan ini guru melakukan langkah-langkah pokok dalam pembeiajaran. langkah-langkah tersebut, yaitu (1) menyampaikan tujuan dan pokok-pokok kegiatan pembelajaran. (2 ) membangkitkan skemata siswa. (3) menjelaskan dan mendiskusikan tentang mcnulis paragraf yang baik, (4) memberikan latihan dan contoh penulisan paragraf yang baik, (5) menghubungkan kegiatan menulis paragraf dengan menulis jurnal, (6) mendiskusikan dan menjelaskan tentang kegiatan menulis jurnal. (7) memajankan contoh-contoh jurnal sebagai model serta (8) menulis jurnal tahap awal dengan mengamati model yang disajikan. Melalui kegiatan-kegiaian itu, sisa manipu mengkontruksi sendiri konsep penngetahuannya tentang menulis paragraf dengan pola pengembangan yang baik.
Untuk lebih mengektifkan proses pembelajaran guru memanfaatkan media pembelajaran. Media digunakan berupa (1) lembar bagan struktur paragraf, (2) contoh-contoh, tulisan yang, dikutip dari jurnal siswa, dan (3) gambar-gambar tentang berbagai peristiwa aktual yang tengah terjadi.

4.2.2        Pelaksanaan dan Pembiasaan Menulis Jurnal
Pada siklus I kegiatan yang dilakukan pada tahap ini ada 6 langkah pokok. Keenam langkah pokok itu adalah ( 1 ) menyediakan waktu di awal pembelajaran untuk menulis, (2) meminta siswa menulis secara bebas tentang gagasan. Perasaan, atau berbagai hal yang dialaminya, (3) membantu memunculkan gagasan siswa melalui kegitan tanya jawab, (4) memantau dan membimbing siswa saat menulis. (5) memberi penguatan tiap kali perternuan, dan (6) mengumpulkan kembali buku jurnal yang telah ditulis untuk diberi respon
Pada siklus II langkah-langkah pembalajaran tersebut tetap sama, tetapi lebih bervariasi dibanding langkah-langkah pembelajaran pada siklus I. Pada pertemuan pertama, guru meminta Siswa untuk menulis tentang kegiatan kesehariannya, perasaan, pengalaman yang dialaminya, gagasan, atau tanggapannya tentang sesuatu. Pada pertemuan kedua, guru memancing gagasan siswa untuk menulis dengan berandai-andai melalui kegiatan tanya-jawab. Hal tersebut dapat dilihat pada transkrip rekaman dialog berikut :
Guru       :   "Kalau boleh Bapak ingin bertanya pada Riza. apakah cita-citamu?"
Siswa     :   "Jadi dokter. Pak
Guru       :   "Kalau kamu, Nur?"
Siswa     :   "Saya ingin jadi guru saja, Pak?"
Guru       : "Seandainya cita-cita kalian berdua tercapai apa yang kalian lakukan?"
Siswa     :   "Menolong orang sakit yang tidak mampu, Pak?
Siswa     :   “Menjadi guru yang disenangi muridnya."
Guru       :   "Bagus, yang lain tentunya juga punya cita-cita yang bermacam-macam. Kali ini Bapak ingin kalian menulis dalam jumai dengan topik "Seandainya aku...",
                  Misalnya, seandainya aku menjadi dokter, seandainya aku seorang guru, dan sebngainya."
Siswa     :   "Boleh Pak, kalau 'seandainya aku punya sayap`?"
Siswa     :   "Seandainya aku seorang jutawan, Pak."'
Guru       :   "Boleh saja, yang penting tulisan kalian runtut dan padu sehingga gagasan yang dikemukakan mudah dimengerti."
                  (CL-TR 3 /PPMJ/K2/S2/Rabu,17-03-04)

Dalam dialog di atas tergambar keakraban guru dalam menjalin komunikasi dengan siswa. Komunikasi yang akrab tersebut dilakukan guru untuk memancing gagasan yang lebih kreatif untuk ditulis da1am jurnal. Sebelum menulis, guru menanyakan tentang harapan dan cita-cita siswa. Guru mengajak siswa berimajinasi seandainya cita-cita atau keinginan itu tercapai.
Guru kemudian menambahkan dan mrnuliskan beberapa topik yang dikemukakan siswa di papan tulis . Topik-topik tersebut, antara lain sebagai berikut :
1)      Seandainya aku punya sayap.
2)      Seandainya aku seorang jutawan.
3)      Seandainya aku menjadi Presiden di Negeri ini.
4)      Seandainya aku menjadi anggota DPRI
5)      Seandainya aku dapat berkeliling dunia.
6)      Seandainya aku menjadi seekor serangga.

Siswa cukup tertarik dengan pilihan topik-topik tersebut. Setelah memilih salah satu topik kemudian siswa menulis jurnalnya penuh antusias. Berikut ini disajikan salah satu contoh hasil tulisan siswa.
Tulisan RZA  (Kelompok atas):

Aku sangat prihatin dan sedih melihat pertikaian, perpecahan dan kekerasan yang terjadi di negeri ini. Aku ingin sedarkan virus perdamaian di hati setiap rakyat di negeri ini agar mereka berhenti bertikai. Akan aku dudukkan semua orang yang bertikai di bawah atap kasih sayang negeriku. Kuajak mereka bergandeng tangan membangun negeri ini menjadi negeri yang damai dan sejahtera. Semua itu akan ku lakukan Seandainya aku menjadi presiden di negeri ini.
Aku akan menjadi pemimpin yang dapat menjadi teladan bagi rakyat. Keadiian dan kesejahteraan akan menjadi perjuanganku. Aku tidak ingin negeri ini terus terpuruk dalam hutang dan kemiskinan. Hal itu menjadi cita-cita. sayangnya aku cuma siswi SMP Moramo tak ada yang memilihku jadi presiden.
(HTS/PPMJ/K2/S2/KI-At -RZA)

Dari tulisan di atas dapat dilihat kreativitas pengembangan gagasan yang diiakukan RZA dalam menulis. Gagasan yang dikemukakan cukup padat berisi Pilihan kata yang digunakan dengan tepat, bahkan mulai menggunakan majas. Salah satu contohnya pada kalimat “Aku ingin sebarkan virus perdamaian di hati setiap rakyat di negeri ini agar mereka berhenti bertikai”. Kalimat tersebut memiliki pilihan kata dan isi gagasan yang cukup baik. Kedua paragraf di atas juga menarik karena dikembangkan dengan pola dedukatif. Pada kegiatan ketiga guru, memberikan kesempatan menulis di akhir pembelajaran, siswa diminta mcnuliskan tanggapannya berkaitan dengan proses pembelajaran yang telah diikuti. Pada kegiatan keempat, kembali guru meminta siswva untuk menulis bebas tentang kegiatan kesehariannya,  pengalaman berkesan yang dialaminya, dan gagasan atau tanggapannya terhadap peristiwa yang sedang aktual.
Pada siklus ini langkah-langkah pembelajaran juga diperbaiki kembali berdasarkan hasil refleks siklus II. Pada kegiatan menulis pertama. siswa tetap akan diminta menulis bebas tentang hal-hal yang berkaitan dengan perasaan atau pengalamannya. Namun pada pertemuan kedua guru meeminta siswa menuliskan tanggapannya tentang proses pembejajaran yang diikutinya, sehingga kegiatan menulis jurnal dilakukan di pengujung jam pelajaran. Berikut ini disajikan salah satu contoh tulisan siswa terkait dengan hal tersehut.
Tulisan UMA (keloinpok tengah)
Rabu. 10 September 2007

Hari ini kami belajar tentang menuhs telegram. Menulis telegram ternyata repot, aku bingung. Banyak aturan yang harus diperhatikan dalam menulis. Katimatnya harus singkat padat, tanda titik dan koma di tulis dengan huruf. Tulisannya harus ditulis dengan huruf kapital atau huruf kecil semua.
Dulu pernah sekali aku mengirim telegram. Aku menulis berita yang ingin dikirim di selembar kertas yang disediakan petugas. Namun, aku ngga lagi memperhatikan aturan-aturan itu, tetapi petugas tetap menerimanya dan ngga marah. Menurutku mengirim telegram juga sudah ngga praktis. Sekarang kan lebih keren mengirim berita lewat SMS. Sebaiknya. Pak Agus mengajarkan saja cara menulis SMS yang baik daripada tentang telegram yang jarang digunakan. (HTS/PPMJ/K3/S2/Kl-At-UMA)


Tulisan SNT (kelompok tengah).

Rabu. 10 September 2007

Membuat telegram ternyata mudah. Berita yang panjang harus diringkas bila ingin dikirim telegramnya. Pelalaran hari ini membuatku tahu bahwa cara penulisan telegram menggunakan huruf kapital semua atau hurul kecil. Tanda-tanda baca juga harus ditulis huruf kapital semua.
Pak Nur rnengajarkan kami menulis telegrom dengan cara yang menarik. Kami tidak langsung dljelaskan tentang telegram, tetapi disuruh mencari sendiri dengan mencermati dan berdiskusi. Dengan begitu saya saya jadi cepat mengerti. Saya senang dengan cara ngajar beliau
Aku belum pernah mengirin telegram. Kalau aku ada kesempatan aku ingin mengirim telegram pada saudaraku di tempat lain. Akan aku terapkan pelajaran yang kudapat hari ini. Aku senang dengan pelajaran bahasa Indonesia hari ini.
(HTS/PPM/K3/S2/Kl-Tg-SNT)
Dua contoh tulisan di atas memberikan gamharan tentang tanggapan yang berbeda terhadap pelajaran yang diterima siswa hari itu. Tulisan pertama mengungkapkan kekurangsetujuanya terhadap materi pelajaran yang disajikan berkaitan dengan konteks penggunaannva. sedangkan paragraf kedua memperlihatkan hal yang, sebaliknya. Dengan cara yang berbeda, kedua tulisan tersebut memberi gambaran tentang apa yang mereka peroleh dalam kegiatan pembelajaran tulisan pertama yang menunjukkan bahwa bentuk paragraf argumentasi digunakan siswa dalain jurnalnya. Isi Kedua tulisan siswa dalam jurnal tersebut dapat menjadi refleksi guru dalam merencanakan pembelajaran selaniutnya.
Pada kegiatan ketiga, guru mengaitkan kegiatan menulis dengan peristiwa denuan peritiwa aktual yang terjadi. Pada kegiatan keempat kembali guru akan memberi kesempatan siswa mengekspresikan gagasannya secara bebas tentang pengalaman, perasaan. atau tanggapannya terhadap suatu hal. Dalam tiap siklus, pelaksanaan dan pembiasaan menulis jurnal dilaksanakan sebanyak empat kali. Tiap dua kali pertemuan menulis jurnal diselingi dengan kegiatan penilaian siswa. Selama siswa menulis, guru senantiasa memberikan bimbingan yang dapat membangkitkan keretivitas siswa dalam menulis.
Pemberian respon diberikan guru secar-a tertulis, tetapi respon yang diberikan bukan hanya mengoreksi kesalahan siswa. Respon diberikan, mengarah pada tanggapan guru terhadap isi/hal yang dikemukakan siswa. Hal tersebut dapat diiihat pada contoh tulisan siswa berikut.  

Kamis, 11 September 2007

Sudah lama aku tidak pulang ke Wawosunggu. Bosan Tinggal di pondok terus. Aku rindu sama adikku dan ibuku. Aku mau sekali pulang ketemu mereka. Kenapa oleh ayahku aku jauh-jauh di sekolahkan di sini? Jauh dari keluargaku padahal di dekat rumahku juga ada sekolah MTs.
Hari minggu kemarin aku ingin pulang tetapi uangku tidak cukup. Hari seninnya juga ada ulangan di sekolah. Akhirnya sore itu. setelah sholat magrib aku cepat-cepat tidur sampai lupa sholat Isya. Dalam tidurku aku akhirnya ketemu sama adik dan ibuku biar cuma hanya dalam mimpi.

Respon Guru   :       Seandalnya hari Minggu kemarin kami pulang ke Wawosunggu. hari Senin kamu mungkin tidak ikut ulangan. Kamu tetap dapat bertemu dengan ibu dan adikmu walaupun hanya dalam mimpi, Semoga mimpimu dapat mengobati kerinduanmu.
                                HTS/PPMJ/K1-Bw-ASW)

Dalam contoh tulisan di atas tergambar bagaimana guru dalam memberi respon terhadan apa yang dikemukakan siswa. Respon ini menjadi rnembuat siswa senang karena guru menanggapi dan menunjukkan simpati terhadap persoalan yang dialaminya. Hal ini sangat mengacu motivasi untuk terus menulis. Siswa merasa tulisannya dibaca dan dihargai oleh guru mereka.

4.2.3        Penilaian Autentik dengan Memanfaatkan Tulisan dalam Jurnal Siswa
Dalam tiap siklus penilaian autentik tulisan Jurnal siswa dilakukan oleh Guru dan siswa. Penilaian Guru mencakup penilaian proses dan penilaian hasil yang dilakukan secara berkelanjutan selama tindakan. Kegiatan penilaian oleh siswa mencakup penilaian hasil tulisan yang dilakukan oleh diri sendiri dan rekan sejawat /antarsiswa.
Kegiatan penilaian oleh siswa akan dilakukan dua kali. Penilaian pertama. berupa penilaian diri seridiri dilakukan setelah kegiatan tertulis kesatu dan kedua. Penilaian tiang kedua berupa penilaian rekan sejawat dilakukan telah kegiatan menulis ketua dan keempat. Dalam penilaian sejawat siswa diminta untuk memilih salah satu tulisannya untuk saling dipertukarkan dan dinilai oleh temannya. Untuk rnembantu siswa me!akukan penilaian terhadap tu!isannya, guru menyediakan panduan penilaian. Selama siswa melakukan penilaian, guru akan senantiasa memberikan bimbingan pada siswa. Berikut ini disajikan salah satu contoh hasil penilaian terhadap tulisan temannya.
Waktu masih di kelas 6 SD, aku ingat kalau aku pernah ikut kegiatan memperingati hari kartini. Waktu itu aku disuruh memakai baju kebaya dan rambutku harus disanggul. Aku tidak punya baju kebaya kecil, akhirnya ibu mengecilkan salah satu baju kebayanya agar pas dengan badanku. Aku juga dimakeup dan dipasangi sanggul oleh ibu.
Hari itu aku diantar ayah ke sekolah naik matoku. Karena aku memakai kain sandal slopku waktu turun dari motor aku hampir jatuh., Kepalaku juga rasanya berat sekali karena dipasangi sanggul. Aku tidak berani banyak bergerak takut sanggulku jatuh. Jalannya pun harus pelan-pelan. Repot sekali rasanya memakai baju kebaya. ku.
Semua temanku yang lain juga memakai kebaya. Kami kemudian disuruh berbaris. lbu guru lalu menilai penampilan kami. Untunglah ketika diadakan penilaian busana aku berhasil meraih juara satu. Pengalamanku saat itu sungguh-sungguh berkesan bagiku.
Komentar :  Tulisannya sudah bagus, aku kasih, tapi jangan lupa kalau ya! Kalau pakai “semua” kata “teman” satu saja. kata Kapital ya' Kalau pakai “semua” kata “teman"satu saja. Kata “karena” lebih bagus nggak di awal kalimat Perbaiki, ya (HTS/PAMJ/S3/KL-At-RZA)

Siswa penilai mencermati dan mengoreksi kesalahan-kesalahan tersebut. Siswa penilai pun memberi penilaian berupa bintang tiga atau berkategori baik. Siswa penilai juga memberikan penanda dan catatan bagian-bagian yang sebaiknya diperbaiki.
Penilaian oleh guru dilakukan secara berkelanjutan dengan menilai kualitas paragraf yang dihasilkan siswa tiap pertemuan dan mencatat kesalahan-kesalahan yang kerap dilakukan siswa. Berikut ini disajikan salah satu contoh lembar catatan yang dibuat guru.
Contoh Catatan Guru Tentang Kekerapan Kesalahan dalam Tulisan Siswa
No
Tanggal
Kegiatan
Kesalahan yang Kerap Ditemukan


Aspek
Contoh Kesalahan
1.
Kamis, 12
Februari 2004
Terbahasa










Pilihan kata
Penggunaan kata penghubung diawal kalimat yang tidak tepat.
“Dan hukuman keempat merupakan..”
Belum dapat membedakan penggunaan imbuhan
di-
dengan kata depan “di”
“di beri pertanyaan”
“di susul”
Penggunaan pilihan kata yang berulang-ulangan.
“Setelah itu......Setelah itu.”



Ejaan dan
Tanda baca


Penulisan nama orang, nama tempat, hari bulan dan kata sapaan banyak yang tidak menggunakan huruf kapital.
“....hari rabu kemarin...”
“.... temanku itu bernama sri....”


Catatan kekerapan kesalahan seperti daiatas selanjutnya menjadi acuan guru untuk perencanaan pembelajaran berikutnya. Guru membenahi kesalahan-kesalahan tersebut dengan mengintegrasikannya dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran rutin. Dengan tidak mengoreksi langsung kesalahan pada tulisan siswa, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan sendiri kesalahannya. Siswa juga merasa senang karena merasa tulisannya tidak selalu disalahkan oleh guru.
Hasil penilaian autentik ini juga menjadi laporan tentang perkembangan menulis siswa, khususnva menulis paragraf. Dan pencatatan dan analisis hasil tulisan setiap pertemuan diperoleh informasi tentang perkembangan keterampilan siswa selama mendapat tindakan. Hasil dukumentasi penilaian itu selanjutnva menjadi bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran selanjutnya.

4.3    Pembahasan Hasil Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Siswa
Hasil penelitaan tindakan ini menunjukkan bahwa dengan pembiasaan menulis jurnal secara berkelanjutan, siswa menjadi terbiasa menulis paragraf dan keterampilan menulis paragrafnya pun meningkat. Indikator peningkatan keterampiian menulis paragraf tersebut dapat dilihat dari tiga hal yaitu (1) kuantitas gagasan yang dihasilkan, (2) kualitas paragraf: dan i:cantus~asan aktivitas dan motivasi siswa.
Peningkatan pertama terlihat dari jumlah gagasan dan pilihan topik. Jumlah gagasan yang ditulis bertambah banyak serta memperlihatkan cara pemalu yang beragam, tidak datemukan lagi paragraf yang hanya terdiri dari satu kalimat. Peningkatan tersebut teriadi pada tiap siklus tindakan. Hal tersebut secara lebih jelas dapat terlihat pada tabel 2 berikut :
Tabel 2.     Perbandingan Rata-rata Jumlah Gagasan dalam Tulisan Siswa Tiap Siklus

SIKLUS
PARAGRAF
KALIMAT
Jumlah
Rata-Rata
Jumlah
Rata-rata

Siklus  I

97

10,4

431

47,8

Siklus  II

120

13,3

554

61,6

Siklus  III

132

14,7

606

67,3


            Kualitas paragraf yang dihasilkan memperlihatkan peningkatan. Peningkatan kualitas tersebut mencakup aspek pengembangan topik, pengorganissia gagasan, penggunaan pilihan kata, tata bahasa, serta ejaan dan tanda baca yang secara bertahap semakin baik. Secara lebih jelas, hal tersebut tergambar dalam tabel berikut :

Tabel 3.     Perbandingan Nilai Rata-Rata dan Kualifikasi Kualitas Tulisan Siswa Per siklus.

SIKLUS I
SIKLUS II
Siklus III
Nilai Rata-Rata
Kualifikasi
Nilai Rata-Rata
Kualifikasi
Nilai Rata-Rata
Kualifikasi

2,3

Cukup

3,1

Baik

3,4

Baik

Dari tabel di atas dapat dijelaskan siklus I kualitas paragraf siswa rata-rata berkualitas cukup, cukup maka pada siklus II dan III meningkat menjadi baik. Dengan kata lain, paragraf yang ditulis siswa umumnya telah memiliki gagasan utama dan gagasan pengembang yang jelas. Gagasan-gagasan itu dikembangkan secara logis dengan pengorganisasian yang baik. Struktur kalimat dan peralihan antar gagasan dalam paragraf sudah memperlihatkan keefektifan, hal tersebut teriihat dari sedikitnya kesalahan dalam penggunaan konjungsi. Kosa-kata yang digunakan juga cukup tepat dan dapat mewakiii gagasan yang dikemukakan. Beberapa kesalahan tata bahasa dari mekanik tulisan masih diketemukan, tetapi tidak banyak dan tidak sampai mengaburkan makna gagasan yang dikemukakan.
Seiain itu, jumlah pilihan topik tulisan yang dihasilkan, sangat beragam. Hal itu menunjukkan bahwa siswa bahwa siswa telah dapat menentukan berbagai bahan, gagasan yang dapat mereka tulis. Keragaman topik tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. Topik-Topik Tulisan Siswa selama Pelaksanaan Tindakan Tindakan
No
    Topik Tulisan
No
    Topik Tulisan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Kenangan Di SD
Keluargaku
Orang-Orang Disekitarku
Tidak Setuju Hukuman
Sahabat Lama
Musim lama
Musim Jambu Mete
Hari Minggu Membosankan
Hobbiku membaca 
Pengalaman Mengesankan
Aku sakit
Kepergian Sahabatku
Dihukum Bersama
Hari Minggu Yang Sedih
Tipuan Hadiah
Pasrahku


17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.


Pelajaran dari Buku Bacaanku
Ringkasan Isi Buku Bacaanku
Yang menarik dari Buku Bacaanku
Perjuangan Kartini
Pengalaman Hari Kartini
Adikku Berkebaya
Memancing
Pelajaran Hari ini
Diariku
Ulang Tahun Kakakku
Kesendirianku
Kamarku
Sakitnya Hatiku
Terlambat lagi
Disengat Lagi
Guruku Berubah

Keantusiasan, aktivitas, dan motovasi siswa untuk menulis yang semakin meningkat. Hal itu ditandai  dengan kemauan siswa membuat buram tulisannya di rumah, walaupun tanpa penugasan dari guru. Siswa cepat menulis di kelas karena umumnya mereka telah memiliki buram yang dibuat di rumah. Siswa juga terbangkitkan motivasi untuk melukis karena merasa tidak mendapat beban tugas yang berat. Tabel berikut menunjukkan perilaku siswa dalam belajar selama siklus penelitian.
Tabel 5.     Persentase Keaktifan Siswa Selama Pelaksanaan Tindakan

No
Indikator
Siklus I
Siklus II
Siklus II




1.

Siswa sangat aktif menulis tiap kegiatan

Siswa aktif menulis tiap kegiatan

Siswa kurang aktif menulis

Siswa pasif

2 (8%)


9 (36%)

8 (32%)

6 (24%)


4 (24%)


12 (48%)

4 (16%)

3 (12%)


8 (32%)


14 (66%)

3 (12%)

-



Jumlah

25 (100%)

25 (100%)

25 (100%)

Dari tabel  di atas terlihat terjadi peningkatan aktivitas siswa selama pelaksanaan tindakan. Pada siklus I masih banyak siswa yang belum atau kurang aktif untuk menilis. Namun, pada siklus II dan III jumlah siswa yang aktif  dan sangat aktif menulis terus meningkat. Bahkan, pada akhir siklus III tidak terlihat siswa yang pasif atau tidak menulis jurnalnya.
Peningkatan tersebut dapat tercapai karena bimbingan Guru yang diberikan secara dinamis dan tidak prosedural. Sekalipun menulis jurnal bersifat menulis informai. tetapi bimbingan tetap diberikan sehingga dapat menggali ide-ide kreatif siswa dalam menentukan topik dan mengemukakan gagasan. Guru jug berupaya mengaitkan kegiatan menulis jurnal tersehut dengan konteks kehidupan atau materi pembelaiaran sehingga gagasan yang ditulis dapat merefleksikan perkembangan hasil belajar dan perkembangan pribadi siswa. Selain itu, respon tertulis vang, diberikan yang ternyata mampu meningkatkan motivasi untuk menulis. Motivasi itu tumbuh karena siswa merasa guru menghargai dan peduli dengan apa vang ditulisnya.
Pada awal pembiasaan menulis jurnal, siswa banyak membutuhkan waktu untuk menghasilkan sebuah paragraf. tetapi setelah beberapa kali menulis siswa menjadi semakin terampil. Bahkan dalam perkembangannya siswa mau membuat buram tulisannya di rumah, meskipun guru tidak menugaskan ha1 itu. Dampaknya, pemberian waktu sepuluh sampai lima beias menit yang awalnya terkesan mengurangi waktu pembelajaran pokok dapat dimanfaatkan secara efektif, menjadi berharga, dan lebih bermakna dalam upaya melatih keterampilan menulis siswa.
Dampak positif lain yang ditemukan dari pembiasaan menulis jurnal adalah tumbuhnya kemauan dan keterbukaan siswa untuk mengkomunikasikan atau mengekspresikan secara tertulis berbagai masalah atau peristiwa yang dialami. Selain itu, kehbngungan siswa menentukan topik atau kalimat pertama saat mulai menulis dapat teratasi melalui pembiasaan menulis jurnal.
Rangkaian pelaksanaan tindakan menulis jurnal adalah kegiatan penilaian autentik dengan memanfaatkan tulisan-tulisan jurnal siswa. Penilaian autentik ini meiiputi kegiatan penilaian diri sendiri, penilaian sejawat antar siswa, dan penilaian oieh guru. Kegiatan penilaian autentik ini menjembatani kesenjangan antara menulis jurnal sebagai kegiatan menulis informai dengan pembelajaran keterampilan menulis paragraf secara formal di sekolah.
Ada empat indikator peningkatan keterarnpilan menulis paragraf siswa yang tampak sebagai dampak dari tindakan penilaian autentik yang dilakukan oleh siswa. Keempat indikator itu adalah ( 1 ) meningkatnya kemampuan mengidentifikasi berbagai kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca yang terdapat daiam sebuah tulisan. (2) meningkatnya kemampuan mengidentifikasi kalimat yang sumbang dalam paragraf (3) meningkatnya kemampuan mengoreksi dan memperbaiki struktur kalimat yang kurang tepat, dan (4) meningkatnya kemampuan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki pilihan kata yang kurang tepat.
Penilaian autentik ini juga mendorong siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya tentang kaidah-kaidah teknik penulisan yang benar karena siswa belajar dari mencermati, mengidentifikasi kesalahan-kesalahan dalam tulisan, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan tersehut. Kemampuan mengidentifikasi berbagai kesalahan tersebut mendorong siswa untuk menulis paragrah secara lebih cermat sehingga tidak mengulangi kesalahan serupa saat menulis paragraf dalam jurnal berikutnya. Di sisi lain, semangat kerja sama dan percaya diri siswa semakin terbangun melalui kegiatan ini. Siswa belajar untuk bersikap jujur dan berani menilai serta menghargai hasil pekerjaannya sendiri maupun pekerjaan temannya.
Penilaian autentik yang dilakukan guru juga berpengaruh terhadap peningkatan keterarnpilan menulis paragraf` siswa karena Guru tidak sekedar memberikan penilaian langsung pada hasil tulisan sisw.a, tetapi mengumpuikan informasi berdasarkan aktivitas siswa saat menulis dan mereatat kesalahan-Kesalahan yang cenderung dan kerap dilakukan siswa dalam tulisannya. Informasi ini berguna untuk perencanaan dan penyesuaian kebutuhan belajar siswa. Guru juga melakukan penilaian dengan mendokumentasikan perkembangan kualitas tulisan siswa tiap pertemuan secara berkesinambungan karena hasil dokumentasi itu memberikan gambaran tentang peningkatan kemampuan menuiis paragraf siswa yang sebenarnya.


BAB V
SIMPULAN

5.1    Simpulan
SaLah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah rendahnva keterampilan menuiis paragraf siswa. Hal itu terlihat dari rendahnva kualitas paragraf yang dihasilkan siswa. Siswa juga kurang antusias dan mengalami kesulitan ketika mendapat tugas untuk menulis. Hal tersebut diindikasikan karena pembelajaran menulis yang dilakukan belum mendorong dan membentuk kebiasaaan siswa untak menulis. Pembelajaran menulis yang disajikan belum memberi kesempatan banyak pada siswa untuk menulis. Di sisi lain penilaian keterampilan menulis juga belum dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut; salah satu alternatif tindakan yang dapat diterapkan adalah penerapan kegiatan menulis jurnal dan memanfaatkan hasil tulisan siswa dalam jurnal untuk penilaian autentik.
Penerapan kegiatan menuiis jurnai ini dapat memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk mengekspresikan gagasan secara tertulis. Dengan terbiasa dan lebih sering menulis, kualitas paragraf-paragraf yang dihasilkan dapat semakin baik. Dengan, terbiasa menulis kreativitas siswa dalam menulis pun meningkat. Siswa semakin mudah dan terbiasa menemukan berbagai bahan atau gagasan yang dapat ditulisnya.
Penerapan autentik oleh siswa maupun guru dengan memanfaatkan hasil tulisan jurnal siswa juga dapat memberi pengaruh yang besar terhadap peningkatan keterampilan menulis paragraf siswa. Dengan menilai hasil tulisannya sendiri maupun hasil tulisan teman; siswa dapat mengkonstruksi dan menemukan sendiri pengetahuannya Siswa belajar dari berbagai kesalahan untuk menulis lebih baik. Di Sisi lain guru juga dapat memanfaatkan hasil autentik tulisan dalam jurnal siswa sebagai sumber informasi untuk melibat perkembangan belajar siswa. Dalam pelaksanaannya. kegiatan menulis jurnal dan penilaian autentik tersebut dilakukan secara terpadu dan terintegrasi dengan kegiatan pokok pembelajaran bahasa lndonesia.

5.2    Saran-Saran
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, penulis mengemukakan saran-saran berikut­ :
1)      Bagi guru bahasa Indonesia maupun guru mata pelajaran lain disarankan kegiatan menulis jurnal ini dapat terus diterapkan dan diintegrasikan dalam pembeiajaran karena selain memberikan gambaran tentang perkembangan keterampilan menulis jurnal juga memberikan gambaran tentang berbagai persoalan yang berkaitan dengan hasil belajar dan perkembangan psikologi siswa.
2)      Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian tindakan serupa disarankan untuk melakukannya dalam konteks tataran program studi atau mata pelajaran lain karena menulis rnerupakan proses kognitif dan afektif yang mencakup berbagai bidang.

Daftar Rujukan
Depdikbud. 1999. Penelitian Tindakan (Action Research). Bahan Pelatihan Jakarta: Dikdasmen Depdikbud.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP dan MTs (Draf Final). Jakarta: Depdiknas.

Capacchione. L. 1989. The Creative Journal For Children: A Guide for Parents, Teacher, and Counselors. Boston: Shambala.

Eanes, R. 1997. Content Area Literacy: Teaching Today’s and Tomorrow. New York: Delmar Publisher.

Elliot, J. 1991. AN. Action Reseach for Educational Change. Buckingham: Open University Press.

Federikson, J. & Collins, A. 2002. What is Authentic Assesment: Term and Condition of Use. Hougton Mifflin Company (online),
                        (http://www/eduplace.com/rdg/res/litass/, diakses 28 Desember 2002).  

Hammond, L.D. dan Snyde, J.D.2001. Authentic Assesment of Reaching Indonesia Context, U.S. Departemen Education (online), (http:www.Contextual.org/abs2.htm., diakses 29 Oktober 2001 oleh Darmono).

Laonhardt, M.2001. 99 Cara Menjadikan Anak Anda Bergairah Menulis. Terjemahan oleh Eva Y. Nukman. 2001. Bandung Kaifa.

Nurhadi & Senduk, A.G. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

O’Malley, J.M. & Piece, L.V. 1996. Authentic Assessment for Ennglish Language Learners: Practical Approaches For Teachers. Virginia: Addison-Wesley.

Puhl, C. 1997. Develop, Not Judge: Continuous Assesment in the ESL Classroom. English Teaching Forum, April 1997, pp 2-9.

Saukah, A. 1999. Prinsip Dasar Penilaian Pendidikan Bahasa. Bahasa dan Seni. Tahun 27, Nomor 1, Pebruari 1999, Hal; 19- 33.

Saukah, Ali. 2001. The Teaching Writing and Grammar. Bahasa dan Seni. Tahun 28, Nomor 2, Agustus 2000, Hal. 191-199.

Suparno, 2001. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Pendekatan Kontekstual. Makalah disajikan pada Simposium di Wisma Jaya, Bogor. Direktorat SLTP, Dirjen Dikdasmen. November, 2001.

Suyanto, K.E. 2002. Authentic Assesment (Penilaian Otentik) dalam Pembelajaran Bahasa. Materi Pelatihan Calon Pelatih Pembelajaran Kontekstual Mata Pelajaran Bahasa Inggris Guru SLT di Malang. Direktorat SLTP, Depdiknas. 2002.

Tompkins, G.E & Hoskisson, K. 1991. Language Arts : Content and Teaching Strategis. New York: Macmillan.

Tompskin, G.E. 1994. Teaching Writing Balancing Process and Product. New York: Macmillan.   







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CARA DOWNLOAD DI BLOG INI

1. Klik link download, anda akan diarahkan menuju adf.ly. tunggu 5 detik pilih SKIP AD
Silabus dan RPP SMA Kurikulum 2013
2. Klik Download yang berwarna biru.
Silabus dan RPP SMA Kurikulum 2013
3. Isi Verification Code. setelah terisi sesuai dengan yang diminta klik Download yang berwarna biru di bawah kotak verification code.
Silabus dan RPP SMA Kurikulum 2013
Semoga bermanfaat dan terimakasih atas kunjungannya....